Artikel

Dampak Buruk Plastik Bagi Kesehatan

18/02/2025 11:56:15 WIB

Tim Website Dinkes

Penulis : Sukantoro*

Plastik dalam kebutuhan sehari-hari terasa semakin sulit untuk dihindarkan, baik untuk perabot rumah tangga, peralatan atau wadah makan minum maupun untuk kantong belanjaKurangnya pemahaman menyebabkan perilaku pemanfaatan plastik secara tidak benar yang berisiko buruk terhadap kesehatan, diantaranya mewadahi makanan atau minuman panas dengan kantong plastik seperti soto, bakso atau gorengan-gorengan, minuman teh panas, jeruk panas dan sebagainya. Menggunakan peralatan makan atau minum berbahan plastik seperti gelas, sendok nasi, sendok makan, sendok sayur, wadah nasi, wadah sayur dan sebagainya. 

 

Untuk mencegah dampak buruk plastik bagi kesehatan masyarakat maka perlu pemahaman terhadap jenis plastik dan peruntukannya. Plastik biasanya diberi tanda simbul segitiga daur ulang dan kode angka di dalamnya mulai angka 1 sampai dengan 7, di bawahnya tertulis singkatan senyawa kimia penyusun plastik tersebut. 

img_20221012150940_image.png

Simbul plastik dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry di Amerika Serikat pada tahun 1988 dan diadopsi lembaga-lembaga standarisasi Internasional seperti ISO (International Organization for Standardization) sebagaimana gambar berikut.

1. PET atau PETE (Polyethylene terephthalate)

simbol dengan kode 1 dengan ciri-ciri plastik jernih, transparan, tembus pandang seperti botol air mineral, botol juice dan botol-botol minuman lainnya. Jenis ini hanya sekali pakai untuk makanan atau minuman dingin. Jika dipakai berulang atau untuk wadah makanan minuman panas dapat melepaskan zat yang dapat menyebabkan kanker.

PET atau PETE (Polyethylene terephthalate)

 

2. HDPE (High Density Polyethylene)

Simbol dengan kode 2 sering dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, gallon air minum, kursi lipat dan lain-lain. Jenis ini bersifat lebih kuat, keras warna buram, lebih tahan terhadap reaksi kimia dan suhu tinggi. Karena sifatnya yang tidak mudah bereaksi dengan makanan atau minumam maka jenis ini aman untuk wadah makan atau minuman, tetapi disarankan hanya sekali pakai.

2. HDPE (High Density Polyethylene)

 

3. V yang berarti PVC (Polyvinyl Chloride)

Simbol dengan kode 3 merupakan jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik jenis ini diantaranyadipakai untuk pembungkus (cling wrap) dan botol. PVC dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas saat bersentuhan langsung dengan makanan dan berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan penurunan berat badan. 

3. V yang berarti PVC (Polyvinyl Chloride)

 

4. LDPE (Low Density Polyethylene)

Plastik tipe cokelat (thermoplastic) dengan kode 4 dibuat dari minyak bumi. Biasa dipakai untuk wadah makanan, plastik kemasan, dan botol-botol. Sifat mekanisnya kuat, agak tembus cahaya, lentur dan permukaan agak berlemak. Plastik ini mudah didaur ulang, baik digunakan untuk bahan barang yang memerlukan kelenturan tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Plastik ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk wadah makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan.

4. LDPE (Low Density Polyethylene)

 

5. PP atau Polypropylene

Plastik dengan kode 5 ini pilihan terbaik untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terutama botol minum bayi. Sifat fisiknya berupa botol transparan yang tidak jernih atau berawan, lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, tahan terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.

5. PP atau Polypropylene

 

6. PS atau Polystyrene

Plastik dengan kode 6, kadang tidak berkode, sering dipakai sebagai bahan wadah makanan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Bahan ini harus dihindari, karena berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf. Bahan ini sulit didaur ulang karena memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Di alam butuh ratusan tahun untuk terurai. Ketika terbakar, bahan ini mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

 

6. PS atau Polystyrene

7. Other

Plastik dengan kode 7 (selain kode 1 – 6), plastik ini ada empat jenis, meliputi PC (Polycarbonat), SAN (Styrene acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile butadinene styrene) dan Nylon

 

7. Lainnya

SAN dan ABS salah satu bahan yang sangat baik untuk kemasan makanan atau minuman. SAN biasa dipakai sebagai bahan pada mangkok mixer, tabung thermos, alat makan, penyaring kopi dan sikat gigi. Sedangkan ABS biasa digunakan sebagai bahan mainan.

img_20221011153304_image.png

PC tidak dianjurkan sebagai tempat makanan ataupun minuman karena dapat melarutkan Bhispenol A yang dapat berisiko kerusakan sistem hormon,  sel telur pada wanita, pengurangan produksi sperma dan mengganggu fungsi kekebalan. PC juga sering ditemukan pada bahan-bahan yang sering kita pakai seperti botol minuman, termasuk botol minum bayi. Sangat ironis, banyak yang memperlakukan botol susu bayi direbus, dipanaskan dalam microwave atau dituang air panas dengan tujuan sterilisasi. 

Selain plastik dengan simbul segitiga dan kode angka 1 sampai 7, ternyata banyak yang sama sekali plastik yang tidak ditemukan simbul tersebut yang digunakan sebagai alat rumah tangga maupun wadah makanan/minuman. Hal ini sangat berbahaya karena tidak diketahui peruntukan yang sesuai untuk plastik tersebut. Bahkan tidak menutup kemungkinan plastik tersebut hasil dari daur ulang yang tidak diketahui jenis plastik sebelumnya dan diberi pewarna lagi, akhirnya semakin menambah faktor risiko bagi kesehatan baik yang diakibatkan oleh bahan kimia plastik itu maupun pewarna.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak buruk plastik bagi kesehatan masyarakat antara lain :

  1. Hindari atau sedikit mungkin menggunakan plastik untuk wadah makanan/minuman, jika tidak bisa dihindari maka dipilih simbul dan kode angka yang paling aman.
  2. Wadah makanan/minuman tidak dipanaskan dengan cara apapun.
  3. Tidak membakar plastik karena gas yang terurai dapat membahayakan kesehatan jika terhirup.
  4. Perlu pengaturan dan sosialisasi penggunaan plastik yang aman oleh Pemerintah. 
  5. Uji petik kualitas plastik terutama yang digunakan untuk wadah atau peralatan makan dan minum.

 

*)  Sukantoro, SKM. M.Kes. Analis Kebijakan Madya Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 

  • Anggota Pengurus Daerah Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Propinsi DIY.
  • Ketua 2 HAKLI Cabang Kota Yogyakarta
  • Anggota Pokja Kebijakan Kesehatan dan Asuransi IAKMI DIY.
img_20241203104206_image.png
Artikel Terbaru
Placeholder
Artikel Nomor #1
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #2
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #3
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #4
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #5
Last Updated 3 min ago