Artikel

Active Case Finding (ACF) Tuberkulosis Di Kota Yogyakarta

14/07/2023 18:42:55 WIB

Tim Website Dinkes

img_20230608152542_image.png

ACTIVE CASE FINDING (ACF) TUBERKULOSIS DI KOTA YOGYAKARTA PERIODE 10 JANUARI -15 JUNI 2023

 (Adaptation Model ACF TBC)

Setyogati Candra Dewi (Epidemiolog Kesehatan)

 

Active Case Finding (ACF) sebagai salah satu akselerasi program penanggulangan Tuberkulosis (TBC) untuk meningkatkan penemuan kasus TBC undetected melalui upaya aktif mencari orang yang berisiko, bergejala dan melakukan deteksi. Kegiatan ACF di Kota Yogyakarta telah dilakukan sejak tahun 2020 atas dukungan dari Zero TB Yogyakarta dengan model skrining pada kelompok berisiko menggunakan mobile Chest x-ray (CXR)Skrining menggunakan CXR dinilai lebih sensitif dibanding skrining dengan pendekatan gejala, mengingat sebagian besar pasien TBC yang terdiagnosis tidak memiliki gejala khas TBC. 

 

Pelaksanaan ACF oleh Tim Zero TB dan Puskesmas di Kota Yogyakarta

Pada tahun 2020 kegiatan ACF di Kota Yogyakarta berupa pilot project di wilayah Kemantren Gondomanan, selanjutnya pada tahun 2021 hingga 2022 kegiatan ACF mulai dikembangkan di 14 kemantren Kota Yogyakarta dengan pendekatan scale up modeling. Dan pada tahun 2023 kegiatan ACF dengan mobile XCR dikembangkan dalam bentuk model adaptasi. 

 

Kegiatan ACF di salah satu pasar di Gedongkuning

Pada model adaptasi ACF TBC tahun 2023, peran Puskesmas dan lintas sektor di Kemantren lebih diutamakan. Semua proses mulai dari persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut ACF sebagian besar dilakukan oleh Puskesmas. Dukungan Sumber daya manusia (SDM) dari Tim Zero TB Yogyakarta adalah Tim ACF terdiri dari Koordinator district, Dokter, perawat skrining, petugas petugas pendaftaran dan radiografer. Pembiayaan kegiatan ACF pada model adaptasi didukung oleh dana APBD Kota Yogyakarta tahun 2023 dan Zero TB Yogyakarta.

 

Forum Lintas Sektor ; OPD Pemkot Yogyakarta, TNI/POLRI, Instansi vertikal, Perguruan Tinggi, Rumah Sakit, Organisasi Kemasyarakatan dan lainnya hadir menuangkan komitmen RAD Tuberkulosis di Kota Yogyakarta (11 Juli 2023)

ACF dengan model adaptasi dilaksanakan sejak tanggal 10 Januari hingga 15 Juni 2023 sebanyak 88 kali penyelenggaraan. Dengan partisipan yang datang ke lokasi ACF total sebanyak 7.384 orang.  Dari jumlah tersebut partisipan yang dilakukan pemeriksaan CXR sebanyak 7.181 orang (97,2%). Terduga TB yang berhasil di jaring sebanyak 1.418 orang (19,2%) dan kasus TBC  baru yang berhasil ditemukan sebanyak 83 orang (1.12%).

img_20221012150940_image.png

Grafik 1. Cascade kegiatan ACF periode 10 Januari sd 15 Juni 2023

Berdasarkan Jenis kelamin sebagian besar peserta ACF adalah perempuan sebanyak 4.015 orang (54.4%) dan peserta laki-laki sebanyak 3.369 orang (45.6%).  Berdasar kelompok umur, peserta ACF terbanyak berasal dari usia 55- ?65  tahun sebanyak (23 %)  dan pengunjung paling sedikit pada kelompok usia balita (4%).

Grafik 2. Partisipan ACF berdasar kelompok umur
Gambar 1. Partisipan ACF berdasar jenis kelamin

Berdasar jenis kelompok sasaran partisipan ACF, hasil kegiatan ACF dengan model adaptasi dapat dirinci seperti dalam tabel berikut:

Tabel 1. Hasil kegiatan ACF berdasar kelompok sasaran

 

Berdasar jenis kelompok sasaran (populasi) peserta ACF, peserta terbanyak berasal dari kelompok masyarakat umum sebanyak 56.31 % dan berasal dari tenaga kesehatan sebanyak 1 % sebagai kelompok sasaran paling sedikit yang mengikuti kegiatan ACF. Akan tetapi yield tertinggi ditemukan pada kelompok Odhiv (7.59%), kontak serumah (2.81%), pengunjung puskesmas (2.77%) dan pasien DM (1.13%)

Cakupan peserta ACF selama Januari hingga Juni 2023 berdasar wilayah Puskesmas disandingkan dengan target penemuan terduga dan kasus TBC dapat terinci dalam tabel berikut:

 

Tabel 2. Hasil kegiatan ACF model adaptasi berdasar wilayah Puskesmas

Puskesmas Umbulharjo I merupakan puskesmas yang berhasil menjaring terduga TBC terbanyak (147 orang), akan tetapi apabila dibandingkan dengan target terduga TBC yang harus mendapat pelayanan sesuai standar (SPM ke 11 bidang kesehatan) Puskesmas Pakualaman merupakan puskesmas dengan prosentase capaian SPM tertinggi. Melihat hasil penemuan kasus TBC dari kegiatan ACF, Puskesmas Jetis dan Pakualaman adalah puskesmas dengan penemuan kasus TBC terbanyak yaitu 13 orang. Dan apabila dibandingkan dengan target penemuan kasus TBC masing-masing Puskesmas maka Puskesmas Pakualaman merupakan Puskesmas dengan prosentase capaian tertinggi dari hasil kegiatan ACF (32,5%). Puskesmas Pakualaman menyelenggarakan ACF TBC di wilayah kerja puskesmas sebanyak 3 kali dan menyelenggarakan ACF TBC di dalam lingkungan Lapas dan Rutan yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas Pakualaman sebanyak 7 kali. Tingginya penemuan terduga TBC dan kasus TBC di Puskesmas Pakualaman dari kegiatan ACF TBC belum dapat menggambarkan tingginya kasus TBC di wilayah puskesmas Pakualaman mengingat sebagian besar kasus TBC ditemukan didalam Lapas/Rutan yang merupakan populasi tertutup.

Kegiatan ACF dengan model adaptasi selama kurang lebih enam bulan di Kota Yogyakarta berhasil menemukan terduga TBC sebanyak 1.403 orang, apabila dibandingkan dengan target SPM ke 11 di Kota Yogyakarta maka kegiatan ACF berkontribusi sebesar 22,92 %. Sedangkan penemuan kasus TBC yang berhasil ditemukan dari kegiatan ACF model adaptasi sebanyak 83 kasus TBC baru. Sebesar 5,28% dari target penemuan kasus TBC di Kota Yogyakarta. (SDR)

img_20221011153304_image.png

Artikel Terbaru
Placeholder
Artikel Nomor #1
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #2
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #3
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #4
Last Updated 3 min ago
Placeholder
Artikel Nomor #5
Last Updated 3 min ago