Artikel
Mengenal Penyakit Kencing Tikus : Leptospirosis
05/01/2024 10:55:25 WIB
Tim Website Dinkes
Baca : Waspada Penyakit Leptospirosis pada Musim Hujan
Apakah penyakit Leptospirosis?
Leptospirosis : adalah penyakit zoonosis akut disebabkan oleh bakteri Leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian.
Leptospira: adalah genus bakteri dari ordo Spirochaeta, famili Leptospiraceae, berbentuk ulir dan memiliki cambuk erak/ flagellum pada kedua ujungnya.
Bagaimana Penyebaran penyakit Leptospirosis di Dunia?
Umumnya kasus Leptospirosis pada manusia dilaporkan dari India, Indonesia, Thailand dan Sri Lanka selama musim hujan.
Insiden kasus Leptospirosis secara global diperkirakan dari 0,1 – 1 per 100.000 per tahun di daerah beriklim sedang dan 10 – 100 per 100.000 pertahun di daerah tropik lembab. Insiden penyakit ini dapat mencapai lebih dari 100 per 100.000 per tahun pada keadaan wabah dan paparan tinggi pada kelompok risiko.
Hewan apa saja pembawa (reservoir) bakteri Leptospira?
Hewan yang menjadi reservoir untuk Leptospira adalah sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, babi, anjing dan hewan pengerat. Tikus merupakan binatang pertamakali dikenali sebagai reservoir Leptospirosis.
Tidak semua hewan yang terinfeksi dengan Leptospira menunjukkan gejala sakit
Di Indonesia Leptospirosis disebarkan (terutama) oleh tikus yang melepaskan bakteri melalui urin ke lingkungan. Reservoir yang tahan terhadap infeksi bakteri Leptospira adalah tikus got (Rattus Norvegicus) kebun/ladang (Rattus exulans) dan menjadi sumber penularan pada manusia dan hewan. Sedangkan tikus yang peka terhadap infeksi bakteri Leptospira seperti tikus rumah Asia (Rattus tanezumi), tikus got (Rattus norvegicus),dll.
Hewan lain yang berpotensi tertular Leptospirosis (babi, sapi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing kelinci, bajing kucing, dll) dapat pula sebagai sumber penularan kepada manusia pada kondisi tertentu.
Siapa yang berisiko tertular Leptospirosis?
Manusia memiliki risiko tinggi terpapar Leptospirosis karena pekerjaannya, lingkungan tempat tinggal atau gaya hidup. Petani atau pekerja perkebunan, petugas pet shop, peternak, petugas pembersih saluran air, pekerja pemotongan hewan, pengolah daging dan militer memiliki risiko tinggi tertular Leptospirosis. Risiko tinggi terinfeksi Leptospirosis juga terjadi saat ada bencana banjir dan peningkatan jumlah manusia yang melakukan olahraga rekreasi air.
Bagaiman manusia bisa tertular Leptospirosis?
1. Melalui penularan Langsung:
- Melalui darah, urin atau cairan tubuh lain yang mengandung kuman Leptospira masuk ke dalam tubuh pejamu
- Dari hewan ke manusia merupakan penyakit akibat pekerjaan, terjadi pada orang yang merawat hewan atau menangani organ tubuh hewan misalnya pekerja potong hewan, atau seseorang yang tertular dari hewan peliharaannya
- Dari manusia ke manusia meskipun jarang, dapat terjadi melalui hubungan seksual pada masa konvalesen atau dari ibu penderita Leptospirosis ke janin melalui sawar plasenta dan air susu ibu.
2. Melalui penularan tidak langsung
Terjadi melalui genangan air, sungai, danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan.
Baca : Waspada Penyakit Leptospirosis pada Musim Hujan
Berapa hari masa inkubasi Leptospirosis?
Masa inkubasi Leptospirosis antara 2 - 30 hari, biasanya rata - rata 7 - 10 hari.
Bagaimana gejala umum jika terinfeksi?
Gejala jika terinfeksi Leptospirosis berupa Demam, nyeri kepala, nyeri otot, khususnya didaerah betis, paha serta gagal ginjal.
Bagaimana cara penanganan?
Pengobatan Leptospirosis relatif mudah dilakukan pada stadium awal setelah ditegakkan diagnose klinis oleh dokter pemeriksa karena hingga saat ini masih sensitif dengan anbiotika yang tersedia di puskesmas/pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit, namun sering terjadi kasus diakhiri dengan kematian. Hal tersebut disebabkan karena keterlambatan dalam deteksi dini secara klinis, sehingga datang ke rumah sakit sudah terlambat dan pada keadaan stadium lanjut.
Bagaimana pengendalian yang dilakukan oleh pemerintah?
- Advokasi dan sosialisasi.
- Memberlakukan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) dan respon Kejadian Luar Biasa (KLB).
- Surveilans pada manusia dan faktor risiko.
- Diagnosa dan tatalaksana Leptospirosis.
- Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi.
- Pengendalian faktor risiko.
- Promosi kesehatan/Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
- Bimbingan teknis /supervisi.
- Monitoring dan evaluasi
Apa yang perlu dilakukan Masyarakat untuk kewaspadaan Leptospirosis?
- Minimalisir penumpukan sampah yang akan mengundang tikus.
- Warga dan pekerja yang bekerja ‘erat’ dengan sampah selalu menggunakan pelindung diri (sarung tangan dan sepatu boots) untuk menghindari paparan pada kulit. Diantaranya saat beraktifitas di sawah, selokan, bersih-bersih kebun dan lainnya
- Jika ada luka di bagian tubuh ; tangan, kakim untuk diobati dan ditutupi dengan pelindung luka yang sesuai.
- Cuci tangan dan bersih-bersih setelah beraktifitas di tempat berisiko terjadinya penularan Leptospirosis (melakukan prinsip PHBS)
- Hindari mengkonsumsi makanan atau minum saat bekerja di tempat berisiko, jika perlu dilakukan maka harus cuci tangan sebelum makan atau minum
- Jika merasakan sakit atau gejala demam, nyeri sendi, pusing, nyeri otot, terutama bagian betis , mata kuning, bahkan tidak kencing sampai 6 jam setelah 2-5 hari sebelumnya, melakukan pekerjaan yang berisiko terpapar (terkena) urine tikus, segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan atau puskesmas terdekat
(shol/anisa)
Sumber : Petunjuk Teknis Pengendalian Leptospirosis - Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
-
Lomba Tarik Tambang HUT KORPRI Ke-53 : Dinkes Tumbangkan Tim Putri Bank Jogja101x tampil21/11/2024
-
Pelatihan Promotif dan Preventif Kesehatan Jiwa dalam Rangka HKN Ke-60154x tampil15/11/2024
-
Kesehatan Jiwa di Kota Yogyakarta Menjadi Perhatian230x tampil15/11/2024
-
Pengawasan Label dan Iklan Produk Industri Pangan Tangga (PIRT) di Kota Yogyakarta173x tampil14/11/2024
-
Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-60 Kota Yogyakarta189x tampil13/11/2024
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-46 Tahun 2024, 10 - 16 Nov 202416x tampil22/11/2024
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-45 Tahun 2024, 3 - 9 Nov 202419x tampil22/11/2024
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-44 Tahun 2024, 27 Okt - 2 Nov 2024112x tampil08/11/2024
-
Dampak Konsumsi Minuman Beralkohol (Miras)276x tampil04/11/2024
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-43 Tahun 2024, 20 - 26 Okt 2024118x tampil01/11/2024
- HARI INI 4.320
- BULAN INI 128.027
- TAHUN INI 2.220.566
- SEMINGGU TERAKHIR 37.077
- SEBULAN TERAKHIR 166.012
- SETAHUN TERAKHIR 2.567.184
- TOTAL PENGUNJUNG 7.740.115