Berita
Penghapusan dan Penarikan Alkes Bermerkuri di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dilihat 6073 kali 11/12/2020 02:27:33 WIB
Tim Website Dinkes
- Latar Belakang
- Tujuan
- Tersosialisasinya Peraturan Presiden nomor 21 tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM).
- Sinergitas dan kolaborasi para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan penghapusan dan penarikan alat kesehatan bermerkuri di fasilitas pelayanan kesehatan.
- Diperolehnya komitmen pemangku kepentingan dalam percepatan pelaksanaan penghapusan alat kesehatan bermerkuri di fasilitas pelayanan kesehatan.
- Diperolehnya masukan terhadap rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang mekanisme penghapusan dan penarikan alat kesehatan bermerkuri di fasilitas pelayanan kesehatan.
- Strategi
- Penguatan komitmen, koordinasi dan kerjasama antara pusat dan daerah.
- Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup berkoordinasi dan bersinergi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penghapusan dan penarikan alkes bermerkuri.
- Perlu memberikan peran kepada DLH Kab/Kota dalam hal pengumpulan dan pengiriman alkes bermerkuri dari Fasyankes ke pembuangan/pengolahan akhir.
- Mendorong penambahan ketersediaan depo pengumpulan dan transporter alkes bermerkuri.
- Pembentukan Sistem Informasi.
- Alat kesehatan dan bahan bermerkuri dari kegiatan kesehatan yang dilakukan penghapusan di Fasyankes adalah termometer, sfigmomanometer (alat ukur tekanan darah), dan dental amalgam.
- Setiap Fasyankes baik milik pemerintah maupun swasta wajib melakukan pencatatan dan pelaporan penghapusan alat bermerkuri.
- Pelaporan secara daring (online).
- Pelaporan secara luring (offline) secara berjenjang mulai dari Fasyankes, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Propinsi dan Kemenkes.
- Penguatan keterlibatan masyarakat.
- Penerapan penggunaan alkes non bermerkuri.
- Penyimpanan alat kesehatan dan limbah alat kesehatan bermerkuri.
- Apresiasi Bagi Fasyankes dan Pemda terhadap Penghapusan Alat Bermerkuri
- Komitmen pimpinan.
- Fasyankes tidak menggunakan alkes bermerkuri.
- Surat pernyataan tidak menggunakan alkes bermerkuri.
- Penyampaian alkes telah diganti/ditarik.
- Fasyankes sudah 100% tidak menggunakan alkes bermerkuri (thermometer, tensimeter, dental amalgam).
- Mengisi borang daring dan borang luring untuk dikirim ke Dinas Kesehatan Kab/Kota.
- Melengkapi dokumen sesuai form verifikasi.
- Scan dokumen dalam bentuk PDF.
- Foto-foto berupa file softcopy dan berformat JPG/JPEG.
- Video durasi maksimal 5 menit yang meliputi tahapan penghapusan alkes bermerkuri yang dilakukan Fasyankes.
- Telah dilakukan verifikasi oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan atau Propinsi.
- Bukti verifikasi yang ditandatangani oleh Kadinkes dan Kepala Fasyankes.
- Diusulkan oleh Dinas kesehatan ke Ditjend Kesling Kemenkes.
Merkuri merupakan bahan berbahaya dan beracun yang menjadi isu internasional, karena potensi dampaknya yang sangat besar terutama dampak kesehatan. Media pajanan merkuri diantaranya : menghirup udara yang terkontaminasi, mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi dan absorbsi/penyerapan melalui kulit. Sedangkan bentuk dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat terpajan oleh merkuri antara lain adalah kerusakan sistem saraf pusat, ginjal, paru-paru, khususnya dampak terhadap janin berupa kelumpuhan otak, gangguan ginjal, sistem syaraf, menurunnya kecerdasan, cacat mental, serta kebutaan.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2017 tentang Pengesahan Konvensi Minamata Mengenai Merkuri mengatur tata kelola merkuri yang harus dilakukan oleh negara pihak yang mengikuti Konvensi Minamata untuk melindungi kesehatan dan lingkungan.
Partisipasi aktif Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan peraturan ini adalah dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 21 tahun 2019 tentang Pengurangan dan Penghapusan Merkuri baru saja dikeluarkan pada bulan April 2019. Dalam Peraturan Presiden tersebut adalah mengatur tentang penghapusan merkuri di Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dan kesehatan.
Di Pertambangan Emas Skala Kecil, Kementerian kesehatan berperan sebagai sektor pendukung terutama dalam kampanye stop merkuri. Target dari pemerintah dalam penghapusan di sektor PESK ditargetkan pada akhir tahun 2025. Sedangkan untuk bidang kesehatan, Kementerian Kesehatan sebagai sektor utama dalam penghapusan merkuri yang diarahkan pada alat kesehatan bermerkuri dimana ditargetkan 100% fasilitas pelayanan kesehatan tidak lagi menggunakannya pada akhir tahun 2020.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dalam percepatan penghapusan alat kesehatan bermerkuri di Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah dengan melakukan beberapa kali workshop sinergi dan kolaborasi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan penghapusan dan penarikan alat kesehatan bermerkuri serta pemberian penghargaan terhadap Fasyankes yang telah melakukan penghapusan alat kesehatan bermerkuri dan mengganti alat kesehatannya dengan alat kesehatan non merkuri.
Tujuan umum dari kegiatan tersebut adalah mewujudkan penghapusan alat kesehatan bermerkuri di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tahun 2020 sebagai salah satu upaya melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Tujuan khususnya yakni :
Strategi yang dilakukan :
Apresiasi sebagai bentuk penghargaan kepada Fasyankes (rumah sakit, puskesmas, klinik/praktek mandiri) dan Pemda yang sudah 100% melaksanakan penghapusan alkes bermerkuri.
Penghargaan tahap awal akan diberikan pada acara HKN pada Bulan November 2020, tahap berikutnya pada tahun 2021.
Aspek-aspek penilaian :
Persyaratan mengikuti pemberian penghargaan :
Dokumentasi yang dilampirkan :
Sumber : Materi zoom Kemenkes terkait penghapusan alat bermerkuri.
Untuk informasi lebih lanjut terkait Penghapusan dan Penarikan Alkes Bermerkuri bagi Fasyankes dapat menghubungi Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Artikel oleh : Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja
-
Lomba Tarik Tambang HUT KORPRI Ke-53 : Dinkes Tumbangkan Tim Putri Bank Jogja98x tampil21/11/2024
-
Pelatihan Promotif dan Preventif Kesehatan Jiwa dalam Rangka HKN Ke-60149x tampil15/11/2024
-
Kesehatan Jiwa di Kota Yogyakarta Menjadi Perhatian218x tampil15/11/2024
-
Pengawasan Label dan Iklan Produk Industri Pangan Tangga (PIRT) di Kota Yogyakarta168x tampil14/11/2024
-
Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-60 Kota Yogyakarta186x tampil13/11/2024
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
Last Updated 3 min ago
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-46 Tahun 2024, 10 - 16 Nov 202415x tampil22/11/2024
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-45 Tahun 2024, 3 - 9 Nov 202415x tampil22/11/2024
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-44 Tahun 2024, 27 Okt - 2 Nov 2024108x tampil08/11/2024
-
Dampak Konsumsi Minuman Beralkohol (Miras)272x tampil04/11/2024
-
Buletin dan Tren Mingguan W2 SKDR Puskesmas dan RS Minggu Ke-43 Tahun 2024, 20 - 26 Okt 2024116x tampil01/11/2024
- HARI INI 5.034
- BULAN INI 122.985
- TAHUN INI 2.215.524
- SEMINGGU TERAKHIR 36.296
- SEBULAN TERAKHIR 166.740
- SETAHUN TERAKHIR 2.577.778
- TOTAL PENGUNJUNG 7.735.073