Berita

Fogging (Pengasapan) bukan Pilihan Utama untuk Memberantas Nyamuk Penyebab DBD

Dilihat 110375 kali   22/09/2022 05:40:25 WIB

Tim Website Dinkes

img_20220922125153_image.png
img_20220923075245_image.png
Seorang Petugas sedang Melakukan Pengasapan (Fogging)
(Foto : Dinkes Provinsi DKI)

P2M Dinkes. Sebagai salah satu bentuk kewaspadaan terhadap munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan melakukan upaya sosialsasi dan edukasi kepada masyarakat dan koordinasi dengan pihak terkait. Rabu 22 September 2022, Melalui Seksi P2 dan Imunisasi, Dinas Kesehatan melakukan koordinasi untuk kegiatan Monitoring dan Evaluasi Fogging pada Program Pengendalian Penyakit DBD. Kegiatan yang bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan  fogging yang benar dan tepat sesuai prosedur (SOP/SPO) dihadiri sebanyak 32 orang dari seluruh unsur pelaksana pengendalian penyakit DBD di Kota Yogyakarta ; Pemegang Program DBD puskesmas,  petugas rekam medik rumah sakit, Pemegang Program DBD Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Tim WMP UGM. 

img_20220922141340_image.png
dr. Citra Indriani, MPH Narasumber dari FKKMK UGM Menyampaikan Materi

Fogging atau pengasapan adalah tindakan pengasapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Namun faktanya tindakan ini hanya membunuh nyamuk dewasa saja tidak untuk larva, telur, ataupun jentik nyamuk, selanjutnya telur, larva atau jentik akan berkembang menjadi nyamuk dewasa.
Fogging memang bisa dilakukan untuk pengendalian penularan DBD, namun harus dibarengi dengan tindakan lain karena tindakan ini hanya efektif pada nyamuk dewasa", dr. Endang Sri Rahayu, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imuniasi menjelaskan.

Selaku Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi dr. Endang melakukan upaya strategis untuk mengatasi dampak tindakan pengendalian DBD dengan fogging atau pengasapan, mengingat tindakan tersebut tetap dilakukan terutama pada saat ditemukan kasus DBD dan atas rekomendasi hasil penyelidikan epidemiologi (PE).

img_20220923110241_image.png

dr. Citra Indriani, MPH Narasumber dari FKKMK UGM, menyampaikan fogging yang tepat diharapkan dapat memaksimalkan pemberantasan nyamuk (vektor) DBD dan meminimalkan dampak negatif, baik berupa kekebalan (resistensi) dari vektor, tertinggalnya residu insektisida di lingkungan, keracunan dan lainnya. Pada kesempatan tersebut diingatkan bahwa dalam pengendalian DBD untuk lebih memperioritasakan dan mengutamakan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN (vektor DBD) secara rutin. 

img_20220922150048_image.png
Peserta Mengikuti Penjelasan dari Narasumber

“Setelah kegiatan evaluasi hari ini saya berharap, semua pelaksana di lapangan dapat melakukan edukasi agar masyarakat tahu bahwa fogging tidak menjadi pilihan pertama dalam pengendalian DBD dan kegiatan PSN selalu ditingkatkan dengan melibatkan warga secara aktif”, harap dr Endang kepada seluruh peserta.

img_20220922125153_image.png

kontributor : endang sr, editor : sholtan.com