Berita

Penguatan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (DDFR PTM) Kota Yogyakarta

Dilihat 5678 kali   06/11/2023 15:32:26 WIB

Tim Website Dinkes

 

Sebagaimana diketahui prevalensi beberapa Penyakit Tidak Menular (PTM) di Provinsi DIY lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional dan cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Prevalensi Diabetes Melitus sebesar 4,5% lebih tinggi dari angka Nasional sebesar 2,4%, Hipertensi sebesar 10,7% dan angka nasional 8,4%, dan kanker, 10,7 per mil, angka Nasional 8,4 per mil. (Sumber Riskedas 2018). Gambaran kenaikan penyakit menular juga terjadi di Kota Yogyakarta. 

img_20231106153933_image.png
dr. Lana Unwanah, Kabid P2P PD SIK memberikan arahan dan sambutan pada kegiatan Koordinasi dan Evaluasi DDFR PTM

Data Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023 menunjukkan peningkatan pelayanan penyakit DM, Pemeriksaan kanker rahim dan payudara, dan pelayanan hipertensi dari tahun ke tahun. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya kenaikan kasus PTM di Kota Yogyakarta.

img_20221012150940_image.png
img_20231106154820_image.png
Pelayanan Diabetes Mellitus Tahun 2018 - 2022 (Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023)

 

img_20231106154940_image.png
Pelayanan Hipertensi Tahun 2018 - 2022 (Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2023)

Memperhatikan hal tersebut Kepala Bidang P2P PD SIK dr. Lana Unwanah menyampaikan urgensi deteksi dini untuk pencegahan dan pengelolaan faktor risiko penyakit tidak menular (PTM).

“Deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) akan mengurangi risiko perburukan pada orang dengan risiko tinggi, karena setelah teridentifikasi akan segera dilakukan tata laksana dan pemantauan oleh tenaga kesehatan di wilayah”, jelas dr. Lana.

“Lebih lanjut, hal demikian akan menekan biaya kesehatan dibandingkan jika memasuki fase perawatan pada fasilitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit”, tambahnya.

img_20231102135732_image.png
img_20231106154057_image.png
Narasumber Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Arif Sriyanto SKM, MKes. memaparkan materi

Bisa dibayangkan jika tidak dilakukan deteksi dini dan tatalaksana penderita PTM kemudian semua penderita akan mengalami fase perawatan, biaya penjaminan (BPJS atau Jamkesda) akan meningkat dan terjadi keterbatasan cakupan perawatan.

“Dua hal ini -pengendalian perburukan dan dampak pembiayaan- menjadi pertimbangan penting untuk melakukan deteksi dini PTM”, jelas dr. Iva Kusdyarini Kepala Seksi PTM dan Keswa.

Pada sisi lain cakupan yang tinggi dalam menjaring dan mencari mereka yang ‘berpotensi terkena’ PTM menjadi penting dalam pencegahan penyakit tidak menular. Dalam hal demikian dibutuhkan peran berbagai pihak ; linta program, lintas sektor, stakeholder, swasta, LSM, institusi pendidikan dan lainnya.

img_20231106154214_image.png
Narasumber dari FKKMK UGM Dr. dr. Andreasta Meliala, DPH., M.Kes., MAS. menyampaikan materi

“Melibatkan semua pihak dan lintas sektor merupakan salah satu strategi deteksi dini PTM di Kota Yogyakarta”, papar dr Iva menjelaskan strategi deteksi dini PTM di Kota Yogyakarta saat dikonfirmasi pada kegiatan Pertemuan Koordinasi & Evaluasi Lintas Sektor Deteksi Dini Faktor Risiko PTM Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada 31 Oktober 2023 di De Laxton Hotel Kota Yogyakarta.

Pada kegiatan koordinasi dan evaluasi tersebut hadir Lintas Sektor terkait, Lintas program Dinkes, Kemantren, Kepala Puskesmas dan perwakilan FKTP swasta(klinik2). Adanya kegiatan tersebut diharapkan kepada lintas sektor untuk melakukan penguatan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (DDFR PTM) di Kota Yogyakarta dengan meningkatkan peran, partisiapsi aktif dan menguatkan jejaring dengan Puskesmas sesuai wilayah kerjanya. (iva_ptm/shol)

img_20221011153304_image.png