Pilot Project Sekolah Sehat Jiwa (SSJ) di Kota Yogyakarta

Dilihat 1969 kali   14/09/2023 14:14:49 WIB

Tim Website Dinkes

Masalah kesehatan jiwa dapat terjadi pada semua usia termasuk anak dan remaja atau pada usia-usia sekolah. Beberapa gambaran permasalahan di sekolah seperti Bullying, depresi, mogok sekolah, membolos, napza, slow learner, mental retardasi, minder, gangguan pemusatan perhatian (GPP), hiperaktifitas, adiksi gadget, psikosomatis, KTD, kecemasan dapat menjadi faktor risiko terjadinya gangguan jiwa pada anak-anak sekolah. Upaya pencegahan dini secara aktif  perlu dilakukan dengan melibatkan setiap unsur yang ada di sekolah.

Ditetapkannya program Sekolah Sehat Jiwa yang terintegrasi dengan kegiatan UKS merupakan upaya  dalam pengelolaan kesehatan jiwa di sekolah. Program tersebut bertujuan memberikan penyuluhan, pelatihan, dan bimbingan kepada warga sekolah, melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa kepada warga sekolah, melakukan intervensi dini terhadap warga sekolah yang terdeteksi dan merujuk warga sekolah yang tidak bisa mendapatkan intervensi maksimal ke puskesmas atau rumah sakit.

Dalam upaya internalisasi program Sekolah Sehat Jiwa bagi warga sekolah, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengadakan Orientasi Sekolah Sehat Jiwa bagi sekolah yang ditetapkan sebagai Pilot Project SSJ.

Orientasi Sekolah Sehat Jiwa dilaksanakan pada 4 - 7 September pada 4 sekolah yang ditetapkan sebagai pilot project ; SMP Negeri 3,  SMP Negeri 7, SMP Taman Dewasa Jetis dan SMP Bopkri 3. Orientasi SJJ diikuti oleh warga sekolah ; guru, guru BK dan siswa dari 4 sekolah yang ditetapkan sebagai pilot project. Fasilitator kegiatan orientasi diambilkan dari Tim Keswamas RSJ Ghrasia, psikolog dari Puskesmas Gedongtengen, Puskesms Jetis, Puskesmas Tegalrejo, Puskesmas Gondokusuman2 dan LSM Nawakamal.

“Pada kegiatan orientasi Sekolah Sehat Jiwa (SSJ) ini para siswa melakukan praktek membuat video edukasi keswa”, jelas dr. Iva Kusdyarini, Kepala Seksi P2 PTM dan Keswa Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta selaku pelaksana kegiatan. 
dr. Iva berharap setelah pelatihan peserta (warga sekolah) mampu melakukan upaya promotif dan preventif masalah kesehatan jiwa di lingkungan sekolah.