Berita

Waspada Mpox (Cacar Monyet) di Kota Yogyakarta

Dilihat 11684 kali   28/08/2024 09:03:36 WIB

Tim Website Dinkes

Terkait :

  • Monkeypox (Mpox) Penyakit Apakah? klik disini
  • Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Monkey Pox (MPOX) klik disini
  • Surat Edaran Nomor: HK.02.02 /C/ 2160/2024 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Mpox klik disini

Pada 14 Agustus 2024 Direktur Jenderal WHO menetapkan kembali Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia  (KKMMD) atau PHEIC untuk Mpox setelah terjadi kenaikan  kasus pada beberapa negara di Afrika termasuk Kongo dengan varian baru (Clade I) yang memiliki fatalitas yang lebih tinggi dari dari sebelumn ya (clade II). 

img_20240828090444_image.png
Penampakan munculnya rash atau ruam pada penderita Mpox (Ft : suara.com)

Sebelumnya pada tanggal 23 Juli 2022, Mpox pernah ditetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia  ( KKMMD) atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) World Health Organization (WHO) pada dan status PHEIC telah dicabut pada tanggal 11 Mei 2023.

img_20240828090405_image.png
Rapat terbatas dipimpin Presiden RI terkait penanganan Mpox dan persiapan Indonesia-Africa Forum (IAF). (Ft. Harian Merah Putih)

Kementrian Kesehetan RI menyerukan kewaspadaan kepada pimpinan OPD bidang kesehatan dan faskes termasuk puskesmas di seluruh Indonesia melalui Surat Edaran Nomor: HK.02.02 /C/ 2160/2024 tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Mpox di Pintu Masuk, Pelabuhan dan Bandar Udara Yang Melayani Lalu Lintas Domestik dan di Wilayah pada 20 Agustus 2024.

Menindaklanjuti surat edaran tersebut tersebut Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah melakukan penguatan kewaspadaan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan khususnya puskesmas. 

“Bagi tenaga medis dan perawat yang menemukan gejala klinis mirip Mpox pada pasien segera melakukan identifikasi, melakukan tatalaksana dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan untuk dilakukan tindaklanjut”, jelas dr. Lana Unwanah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit PD SIK Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dalam upaya deteksi dini dan pencegahan Mpox.

 

img_20240828090731_image.png
dr. Lana Unwanah Kepala Bidang P2P PD SIK, memberikan arahan pada salah satu kegiatan di Kota Yogyakarta

Sebagaimana diketahui Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh Monkeypoxuirus (MPXV). Penyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekitar 2 - 4 minggu, namun dapat berkembang menjadi berat hingga kematian (Case Fatality Rate 3 - 6%). Penularan mpox terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi atau melalui kontak tidak langsung. Penularan Mpox dapat melalui kontak langsung dengan lesi atau cairan tubuh melalui ciuman, sentuhan, oral, penetrasi vaginal maupun anal dengan seseorang yang terinfeksi Mpox. Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui benda yang terkontarninasi, seperti tempat tidur penderita.

“Penyakit ini termasuk penyakit zoonosis atau berasal dari hewan yang menular pada manusia”, jelas epidemiolog dan Ketua Tim Kerja Surveilans Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Solikhin Dwi Ramtana, MPH

“Kewaspadaan terhadap kasus Mpox di Kota Yogyakarta tetap dilakukan mengingat frekuensi kunjungan dan mobilitas dari luar negeri yang tinggi dan adanya dugaan perubahan pola penularan melalui kontak atau interaksi langsung sebagaimana kasus di Kongo pada tahun 2024 ini”, lanjut Ketua Timja Surveilans.

 

img_20231102130821_image.png
Penularan Mpox sampai pada mausia dan penularan dari manusia ke manusia
(Sumber : https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2023.1132250/)

Berdasarkan laporan WHO per 30 Juni 2024 beberapa temuan kunci menyebutkan bahwa berdasarkan data orientasi seksualnya sekitar 85,8% (30.514 dari 35.550 kasus yang diamati) terjadi pada kelompok laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki (LSL). Sekitar 51,9% kasus (18.628 dari 35.861 kasus yang pernah dites HIV) memiliki status HIV positif.  Dan Sebanyak 83,8% kasus (19.102 dari 22.801 kasus yang dilaporkan metode penularannya) tertular melalui hubungan seksual.

 

img_20240828090746_image.png
Puskesmas Gedongtengen (Ft. jogjapolitan)

“Kami menghimbau kepada warga Kota Yogyakarta yang pulang dari perjalanan ke negara endemis atau berinteraksi dengan komunitas berisiko dan merasakan gejala klinis seperti Mpox untuk segera ke Puskesmas sesuai tempat tinggalnya”, himbau dr. Lana sebagai upaya antisipasi dan pencegahan penularan Mpox di wilayah Kota Yogtakarta. (shol).